Sebuah pemandangan yang sangat indah dipandang, ketika ribuan umat Muslim melakukan Solat Idul Fitri di halaman Gereja Kayutungan, Malang. Sebuah bentuk nyata ke-Indonesiaan terlihat dan disaksikan oleh masyarakat tanpa terkecuali.
Kita harus belajar erti kebersamaan dan menghormati antara agama dari umat di Malang. Di antara ekspos media yang terus membakar emosi dan fanatisme berlebihan organisasi yang mengaku pembela agama, nyatanya masih ada kah bukti toleransi.
Kita harus belajar erti kebersamaan dan menghormati antara agama dari umat di Malang. Di antara ekspos media yang terus membakar emosi dan fanatisme berlebihan organisasi yang mengaku pembela agama, nyatanya masih ada kah bukti toleransi.
twicsy.com
Saat solat Idul Fitri di Masjid Jami' Kota Malang, umat melimpah hingga memenuhi kawasan Persegi Merdeka. Bahkan hingga memenuhi halaman Gereja Kayutangan.
Namun demikian, jamaah Solat Idul Fitri mahupun jemaah Gereja Kayutangan yang sedang menjalani kebaktian Mingguan tetap menjalankan ibadah masing-masing tanpa mengganggu umat yang lainnya. Terlihat ratusan jemaah dengan menggunakan surat khabar sebagai alas untuk solat.
Jangan terkejut, kegiatan ini sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Pada gilirannya, Pada malam Krismas, Pengawal Islam mengambil bahagian menjaga keamanan di gereja pula.
Kemajmukan kepercayaan di Indonesia sudah disedari oleh para Founding Father. Maka tak hairan Masjid Istiqlal dibangun berdekatan dengan Gereja Katedra. Atau, di Bali pun ada wilayah yang juga berdiri masjid, gereja, dan kuil saling bersebelahan.
Tuhan menciptakan cahaya berwarna putih, dan ketika berpecah maka akan terpecah menjadi banyak cahaya indah pelangi. Kamu masih ingat percubaan dengan prisma, bukan? Perbezaan warna dalam pelangi sesungguhnya berasal dari satu warna saja.
Seperti itulah kita sebaiknya memahami karya ciptaan Tuhan. Beragam warna (iman) di dunia ini, jadi pada akhirnya penghujungnya pada satu cahaya saja, yakni cahaya keagungan ilahi. Dan, masyarakat Malang berhasil menjelmakan hal ini.
Mengapa kita masih saling membenci, memperolok, juga sering berkomentar sinis terhadap kepercayaan lain? /dunia-unik
Tiada ulasan:
Catat Ulasan