Sabtu, 24 September 2011

Pencari Kebenaran Islam, Pilihan 2 Wanita dari Amerika Ini

Hidayatullah.com - Sarah Prucha dan Christy Thephachanh sedang menjalani pencarian kebenaran dalam kehidupan spiritualnya, saat di persekitaran mereka terdapat orang-orang Muslim.

Ketika itu Prucha berusia 25 tahun dan bekerja di sebuah bank di pusat bandar Houston.  Ia melihat ada rakan kerjanya yang selalu berhenti sejenak beberapa kali dalam sehari untuk solat.Dia juga memperhatikan kebiasaan mereka mengucapkan bismillah sebelum makan dan alhamdulillah ketika bersin. (Foto dari kiri Prucha danThephachanh )

Sementara itu, Thephachanh pertama kali berteman dengan Muslim saat ia masih kuliah.  Beberapa tahun kemudian, saat dirinya memutuskan untuk menjadi lebih relijius dalam hidupnya, dia pun mempelajari agama lebih banyak. 
Ibu bapa Thephachanh adalah pendatang asal Laos. Mereka penganut ajaran Buddha. . Tapi, perlahan seiring dengan waktu mereka mengikuti komuniti Kristian Corpus Christi. Penyebabnya tidak lain kerana di tempat tinggalnya tidak ada komuniti penganut Buddha.

Tahun lalu, kedua-dua wanita itu mengucapkan dua kalimah syahadat. Mereka mengikuti jejak warga Amerika Syarikat lain, yang setiap tahun pasti ada ribuan orang yang bersahadat.
 
Baik Prucha mahupun Thephachanh mengatakan, perpindahan mereka ke dalam Islam lebih merupakan keputuhan keagamaan, bukan politik. Menjadi mualaf, bagi mereka adalah pencapaian dalam pencarian spiritual.

Bagi warga Amerika, baik yang dilahirkan di negara itu atau di belahan bumi lain, pindah agama menjadi penganut Islam pada saat ketegangan politik meningkat bukanlah sebuah keputusan yang mudah.  Di luar masjid tidak ada penanda buku lain selain hijab atau tudung, sebagai identiti Muslim.

Namun, hal yang paling mereka bimbangkan adalah bagaimana komuniti agama mereka dipandang oleh orang lain. Kebimbangan yang juga dirasakan oleh banyak Muslim Amerika yang lain .*


 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan