Khamis, 22 Ogos 2013

Peringatan Bagi Orang-orang yang Jarang Menangis



Tangisan air mata sejatinya bukanlah monopoli kaum hawa dan anak-anak. Walaupun hati wanita dan anak-anak cenderung lebih lembut daripada lelaki dewasa, namun yang Maha Penyayang telah menciptakan lelaki yang paling lembut hatinya dan paling sering menangis kerana takut kepada penciptanya. Ia adalah al-Amiin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hati kita awalnya ibarat sebuah bangunan tembok yang baru dan masih bersih. Kemudian kita mewarnainya dengan cat berwarna putih dan kita mulai melubanginya setiap kita berbuat dosa hingga permukaannya tidak lagi rata. 

Maka saudara-saudariku, berhati-hatilah terhadap kerasnya hati, kerana sesungguhnya ia akan menjerumuskan dirimu ke dalam neraka. Hindarilah dan tutuplah rapat-rapat pintu-pintu penyebab kerasnya hati dan janganlah engkau berpaling dari nasihat-nasihat Allah subhanahu wa ta’ala ataupun engkau menganggapnya angin lalu karena engkau telah mendengar sebelumnya.
Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan dalam kitab al-Qur’an:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ ۝

yang artinya:

 “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hadiid: 16)

Ketika menafsirkan ayat di atas, Ibnu ‘Abbas rodhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Mereka (yang hatinya menjadi keras) lebih condong kepada dunia dan berpaling dari nasihat-nasihat Allah.”

Maka Allah mengancam mereka dengan ancaman akan dicabutnya nikmat mendengar kalimat-kalimat Allah dan hadits-hadits Nabi dari diri mereka. Serta tidak akan bermanfaat lagi siraman rohani dan nasihat-nasihat kebaikan dari para ulama, walau sebaik apapun nasihat itu atau seindah apapun bacaan al-Qur’an itu.Na’udzubillaahi min dzaalika.[]
Oleh : Ukhti Ratry

Sumber : Buku “Dan Berlinanglah Air Mata Takwa” (Syaikh Husain bin ‘Audah al-Awayisyah)

www.undergroundtauhid.com

Tiada ulasan:

Catat Ulasan